Tes psikologi (psikotes) dan wawancara kerja (interview) merupakan satu
paket dalam proses seleksi calon karyawan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat
kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the
right man in the right place".
Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan
potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula
perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap
sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja.
Psikotes merupakan bagian dari rangkaian seleksi sebuah lowongan kerja,
yang kerap memiliki arti penting. Psikotes, percaya atau tidak, merupakan
perangkat untuk menangkap kecenderungan para pelamar, yang meliputi kemampuan
intelektual atau kepribadian. Dua hal ini tentunya akan disesuaikan dengan
karakteristik pekerjaan yang tersedia.
Proses psikotes itu sendiri cukup spesifik:
dimulai dari perusahaan yang membuka lowongan kerja untuk beberapa posisi. Lalu
perusahaan tersebut menetapkan sejumlah kualifikasi yang harus dipenuhi para
pelamar kerja. Untuk alasan efisiensi, biasanya perusahaan tersebut meminta bantuan
pada lembaga psikologi terapan untuk mengadakan psikotes yang
dibutuhkan. Langkah selanjutnya, dengan gambaran kualifikasi yang ditetapkan
perusahaan, lembaga tersebut berusaha menangkap kemampuan dan kecenderungan
untuk memenuhi kualifikasi tersebut.
Proses berikutnya adalah tes wawancara, tes ini
dilakukan untuk menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis.
Misalnya, apakah alasan pemilihan jurusan/program keahlian, minat dan konsep
diri, gaji/penghasilan yang ingin diperoleh, dan lain sebagainya. Yang
tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data.
Benarkah data yang ditulis oleh sang calon ?
Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang
calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya.
Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan
prasyarat penting untuk perusahaan.
Terkadang
ada perusahaan yang tidak menggunakan tes tertulis (psikotes) tapi hanya
menggunakan wawancara kerja saja. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan,
ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan
penampilan atau postur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar